Raihanil Jannah (Prestasi Kerja Dalam Pandangan Islam)

PRESTASI KERJA DALAM PANDANGAN ISLAM


Raihanil Jannah

1.     Paradigma islam/tassawur islam sebagai dasar penegembangan konsep prestasi kerja berdasarkan akhlak islam

Bagian ini menjelaskan bagaimana peran penting paradigma islam dalam pengembangan ilmu, sumber-sumber pengembangan ilmu dalam islam , metode pengembangan dalam islam dan beberapa paradigma islam yang digunakan dalam pengembangan ilmu khususnya dalam penelitian ini yaitu:  Tauhid,Akhlak,Ilmu,dan Manusia

1.1Pentingnya paradigma islam dalam pengembangan ilmu

Pentingnya paradigm islam dalam pengembangan ilmu untuk mempermudah klasifikasinya tentang ilmu pengetahuan ke dalam kategori ilmu fardu’ain (khusus) dan ilmu fardhu kifayah (umum) dengan demikian keduanya dapat saling melengkapi sumber-sumber pengembangan ilmu adalah Al-Quran dan Hadist, yang seluruh kandungan dalam kandungan Allah ilmiah dan tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan apapun yang dikembangkan umat manusia telah ada dalam keduan sumber islam tersebut oleh karena, kedua dapat dijadikan sumber rujukan langsung dalam upaya pengembangan jenis ilmu apapun di dunia ini, artinya ilmu apapun  sudah ada dalam Al-Quran maupun Hadist, metode pengembangan ilmu dalam islam pengetahuan tentang sesuatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang pengetahuan (walbrigde, 2011)

1.2 Paradigma Tauhid
Merupakan landasan utama dan pertama keyakinan islam dan implementasikan ajaran-ajarannya. Tampa tauhid tidak ada iman, tidak ada aqidah dan tidak ada islam dalam arti yang sebenarnya, dalam aqidah islam yang bersumber dari Al-Quran dan Al-Sunnah, maka seharusnya umat islam memahaminya dengan sesempurnakan mungkin, sehingga jelas akan maknanya dan dalil-dalil penunjuknya (Drs.Sudarno Shobro, 1994) Allah Subhanahu wata’alla menjelaskan hal ini dalam firman-Nya :
“Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Maha hidup, yang terus-menrus mengurus (Makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Miliknya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tampa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang dihadapan mereka dan apa yang dibelakang mereka, dan mereka tidak mengetahui sesuatu apapun tentang ilmu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak merasa berat memilihara keduanya. Dan Dia Maha Tinggi, Maha Besar” (Al-Quran Surat Al-Baqarah 2:255)



1.3 Paradigma Akhlak
Merupakan gambaran sifat manusia atau individu, gambaran bentuk lahiriah manusia, akhlak juga ilmu yang menentukan batas baik dan buruk, antara terpuji dan tercela, tentang perkataan atau perbuatan manusia lahir dan bathin. Dalam pendekatan diri kepada Allah, manusia selalu diingatkan kepada hal-hal yang bersih dan suci, ibadah yang dilakukan semata-mata ikhlas dan mengantar kesucian  seseorang menjadi tajam dan kuat. Sedangkan jiwa yang suci membawa budi pekerti yang baik dari lahir. Bagi seorang hamba yang mencari jalan kebahagiaan harus berupaya menuju jalan yang lurus yang sesuai menurut syariat islam (Drs.M.Yatimin Abdullah, 2007) Allah Subhanahu wata’alla menjelaskan hal ini dalam firman-Nya :

“wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh Allah Maha Penyayang Kepadamu” (Al-Quran Surat An-Nisa 4:29)


1.4   Paradigma Ilmu
Merupakan suatu deretan konsep dan skema konseptual yang berhubungan satu sama lain, yang tumbuh sebagai hasil eksperimen serta observasi, dan berguna untuk diamati serta dieksperimentasikan lebih lanjut dengan demikian ilmu adalah rangkaian aktifitas manusia yang rasional dan kognitif dengan berbagai metode berupa aneka prosedur dan tata langkah sehingga menghasilkan kumpulan pengetahuan yang sistematis mengenai gejala-gejala kealaman dan kemasyarakatan untuk mencapai kebenaran, memperoleh pemahaman, memberikan penjelasan ataupun melakukan penerapan (Shobron, 2005) Allah Subhanahu wata’alla menjelaskan hal ini dalam firman-Nya :


1.      Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhan-Mu yang Menciptakan
2.      Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah
3.      Bacalah, dan Tuhan-mulah Yang Maha Mulia
4.      Yang mengajar (manusia) dengan pena
5.      Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya
6.      Sekali-kali tidak! Sungguh, manusia itu benar-benar melampaui batas
7.      Apabila melihat dirinya serba cukup
8.      Sungguh, hanya kepada Tuhan-mulah tempat kembali(mu)
9.      Bagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang
10.  Seorang hamba ketika dia melalaksanakan shalat
11.  Bagaimana pendapatmu jika dia (yang dilarang shalat itu) berada diatas kebenaran (petunjuk)
12.  Atau dia menyuruh bertaqwa(kepada Allah)
13.  Bagaimana pendapatmu jika dia (yang melarang) itu mendustakan dan berpaling
14.  Tidakkah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat (segala perbuatannya
15.  Sekali-kali tidak! Sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya kami tarik ubun-ubunnya(kedalan neraka)
16.  (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan dan durhaka
17.  Maka biarlah memanggil golongannya (untuk menolongnya)
18.  Kelak kami akan memanggil malaikat Zabaniyah (penyiksa orang-orang yang berdosa)
19.  Sekali-kali tidak! Janganlah kamu patuh kepadanya dan sujudlah serta dekatkanlah (dirimu kepada Allah) (Al-Quran Surat Al-Alaq 96:1-9)

1.5 Paradigma Manusia
Merupakan manusia dapat diwujudkan melalui kiprahnya dalam melakukan tanggung jawab terhadap amanah yang dipikulnya tuhan di atas pundaknya,sebagai khalifah di dunia. Manusia ini datang dari Allah yang menciptakan dan mengatur serta mengurus kehidupan ini. Oleh karena itu, manusia diarahkan tuhan agar tidak tunduk kepada alam atau gejala alam melainkan hanya tunduk kepada-Nya saja sebagai hamba Allah (Dr.H.Didik Ahmad Supadie, 2012) Allah Subhanahu wata’alla menjelaskan hal ini dalam firman-Nya :

“dia (Maryam) berkata, “ya Tuhan-ku, bagaimana mungkin aku akan mempunyai anak, padahal tidak ada seorang laki-laki pun yang meyentuhku?” dia Allah berfirman, “demikianlah Allah menciptakan apa yang dia kehendaki. Apabila dia hendak menetapkan sesuatu, dia hanya berkata kepadanya, “jadilah”maka jadilah sesuatu itu” (Al-Quran Surat Ali Imran 3:47)

2. Model konsep menurut paradigma islam


1.1  Implementasi  dalam  konsep  moral menurut paradigm islam
Akhlak  yang baik atau akhlakul karimah, yaitu sistem nilai yang menjadi asas perilaku yang bersumber dari  Al-quran  , As-sunnah, dan nilai-nilai alamiah (sunnatullah) .Adapun moral bisa berarti sistem nilai menjadi asas-asas prilaku bersumber dari Al-quran ,As-sunnah, serta nilai-nilai alamiah (sunnatullah) dan juga dapat berarti sistem nilai yang bersumber dari kesepakatan manusia pada waktu dan ruang tertentu sehingga dapat berubah-ubah. Oleh karena itu, nilai moral yang menempatkan nilai etika dapat berubah-ubah sesuai  dengan persetujuan dengan perumusan deskripsi dari nilai dasar yang dipandang sebagai nilai ilmiah (universal) (Prof.Dr.H.Zainuddin Ali, 2008)
Akhlak mulia ini perlu diimplementasi dalam hidup sehari-hari .Bentuk implementasinya bisa dalam ucapan yang mulia (qaulan kariman )atau perbuatan yang terpuji (amal shaleh ) yang dapat menciptakan prestasi kerja .Islam mengatur tata cara berakhlak mulia baik terhadap Allah, diri sendiri ,keluarga, tetangga dan lingkungan (Dr.Deden Makbuloh, 2012)
Dengan demikian kondep moral dalam prestasi harus menunjukkan moral yang bagus agar mendapatkan prestasi dalam suatu pekerjaan,tidak hanya kualitas yang bagus tapi dengan moral yang baik pula
“Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa. Maka orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat, hati mereka mengingkari (keesaan Allah), sedabgkan mereka sendiri adalah orang-orang yang sombong” (Al-Quran Surat An-Nahl ayat 16:22)

1.2 Implementasi ilmu dalam konsep pembelajaran menurut paradigma Islam
Ilmu pengetahuan terjadi Karena ilmu pengetahuan berkembang dalam proses yang cukup lama namun perkembangannya lebih lanjut, tampak kecenderungan generalisasi dari  beberapa cabang ilmu pengetahuan ,sehingga beberapa cabang ilmu pengetahuan itu bertemu kembali .
(Drs.Maskoen Jasin , ilmu alamiah dasar,PT.RajaGrafindo tahun 2010 hal 39)
Dengan demikian konsep ,pembelajaran dalam   prestasi  melakukan pembelajaran yang baik agar mendapatkan prestasi kerja yang baik
“Serulah (manusia)kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk” (Al-Quran Surat An-Nahl 16:125



1.2  Implementasi Tauhid  dalam konsep keyakinan menurut paradigma islam
Tauhid adalah mengakui dan meyakini keesaan Allah, dengan membersihkan keyakinan dan pengakuan tersebut dari segala kemusyrikan.Bertauhid kepada allah artinya hanya mengakui hukum allah yang memiliki kebenaran mutlak,dan hanya peraturan allah yang mengikat manusia secara mutlak. Dengan demikian ,tauhid adalah esensi aqidag dan iman islam.tauhid merupakan landasan utama dan pertama keyakinan islam dan implementasi ajarsn-ajarannya .Tanpa tauhid tidak ada iman, tidak aqidah dan tidak ada islam dalam arti yang sebenarnya
Dalam suatu pekerjaan harus ada keyakinan untuk melakukan pekerjaan agar prestasi kerja kita bagus (Drs.Sudarno Shobron, 1994)
“Dan kalau Allah mengehendaki, niscaya Dia menjadikan kamu satu umat (saja), tetapi Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan member petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan sesungguhnya kamu akan ditanya tentang apa yang telah kamu kerjakan” (Al-Quran Surat An-Nahl 16:93-96)
1.3  Implimentasi manusia dalam konsep disiplin menurut paradigm islam
Keteraturan adalah cirri utama dalam suatu mendapatkan prestasi kerja, didalam kehidupan sehari-hari dimanapun manusia berada dibutuhkan peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan yang mengatur dan membatasi setiap kegiatan dan prilakunya. Dengan demikian peran penting disiplin dalam manusia sangat dibutuhkan untuk mencapai prestasi kerja, disiplin sangat diperlukan juga untuk menunjang kelancaran segala aktifitas agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik (Dr.H.Edy Sutrisno, 2009)
“Sesungguhnya orang yang sebenarnya beriman ialah yang percaya kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan bilamana mereka bersama beliau menghadapi suatu urusan umum, tidaklah mereka, pergi saja sebelum memohon izinnya. Sesungguhnya orang-orang yang memohon izin kepada engkau, itulah orang yang sebenarnya beriman kepada Allah dan Rasul. Maka apabila mereka memohonkan izin izin kepada engkau karena keperluan-keperluan mereka, berikanlah izi kepada siapa yang engkau kehendaki di antara mereka, dan mohonkanlah ampun untuk mereka kepada Allah. Sesungguhnya Tuhan Allah maha Pengampun dan Pemurah” (Al-Quran Surat ayat 62)







 




Comments