Rina Anggriani
Program Studi Bisnis dan Manajemen Syariah
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Email: rinaanggriani499@gmail.com
1.
Paradigma
Islam / tassawur Islam sebagai dasar pengembangan konsep Etika bisnis dalam
pandangan Islam.
Bagian ini menjelaskan bagaimana peran penting
paradigma Islam dalam pengembangan ilmu, Sumber-sumber pengemabangan ilmu dalam
Islam, Metode pengembangan ilmu dalam Islam
dan beberapa paradigma Islam yang digunakan dalam pengembangan ilmu
khususnya dalam penelitian ini, yakni: Tauhid, Ibadah, Akhlak.
1.1
Pentingnya
paradigma Islam dalam pengembangan Ilmu
Tidak
dapat dipungkiri bahwa kemajuan ilmu pengetahuan barat sangatpesat dan
melampaui ilmu yang dikembangkan oleh kaum muslimin. Berkaitandengan aspek
politik, ekonomi, agama, kultur dan pendidikan, umat Islam beradapada posisi
bangsa yang tertinggal. Ada beberapa masalah yang sedang dihadapiumat muslim
yaitu (a) keterbelakangan umat; (b) kelemahan umat; (c) stagnasiintelektual
umat; (d) absennya ijtihad umat; (e) mandegnya kemajuan kultur umat;(f)
kesenjangan umat dari norma-norma dasar peradaban Islam.Oleh karena itu Al
Faruqi (1984) memberikan 5 langkah untuk melakukanislamisasi ilmu pengetahuan,
yaitu :a. Penguasaan disiplin ilmu modernb. Penguasaan khazanah Islamc.
Penentuan relevansi Islam bagi masing-masing bidang ilmu modernd. Pencarian
sintesa kreatif antara khazanah Islam dengan ilmu modern dan,e. Pengarahan
aliran pemikiran Islam ke jalan-jalan yang mencapai pemenuhanpola rencana Allah
SWT.Dengan demikian dapat dipahami bahwa Islamisasi ilmu pengetahuanpada
dasarnya adalah suatu upaya pembebasan pengetahuan dari asumsi-asumsiBarat
terhadap realitas dan kemudian menggantikannya dengan pandangan duniaIslam
sendiri. Namun demikian ada beberapa ilmuwan muslim yang tidak sepakat dengan
pendekatan Al Faruqi dan mengajukan kritik terhadapnya. Fazlurrahman dan
Ziauddin Sardar (dalam Zainuddin, 2003) menyatakan bahwa ide Islamisasi ilmu
pengetahuan dinilai menyesatkan dan akan menjadikan prinsip Islam tetap dalam
posisi subordinate (di bawah) dari ilmu-ilmu modern. Semestinya
kitadianjurkan untuk melahirkan ilmu pengetahuan yang murni berasal dari
kandungan Al Qur’an untuk mengobati penyakit jahilliyah modern akibat krisis
ilmu pengetahuan dan peradaban(Agung Budi Sulistiyo, 2016)
Sumber-sumber pengembangan ilmu dan Islam
Sumber
ilmu yang primer dan utama adalah wahyu yang diterima oleh nabi Muhammad SAW
yang berasal dari Allah SWT. sebagai sumber dari segala sesuatu. Allah SWT
menurunkan wahyu kepada nabi Muhammad SAW untuk menjadi pelajaran bagi umat
manusia yang mengimaninya. Al-Qur’an merupakan wahyu Allah SWT yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW, oleh karena itu, Al-Qur’an menempati urutan pertama
dalam hierarki sumber ilmu dalam epistemology islam.Hadits adalah sumber ilmu
yang kedua setelah Al-qur’an, dalam kaitannya dengan Alqur’an, hadits ada untuk
menjelaskan sesuatu dalam al-Qur’an yang tidak terperinci. yang tergambar dari
perbuatan, ucapan, dan ketatapan yang diberikan oleh nabi Muhammad SAW sebagai
utusan Allah SWT. Allah SWT menyatakan bahwa Rasulullah SAW. Merupakan sumber
ilmu yang akan mengajarkan kitab serta hikmah.(Birrul Walidain, 2015)
Metode pengembangan ilmu dan Islam
Menurut
Sugiyono definisi penelitian kualitatif yaitu penelitian yang digunakan untuk meneliti
pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana
peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan
secara triangulasi (observasi, wawancara dan studi dokumentasi), analisis data
bersifat induktif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna
daripada generalisasi(astutik, 2016)
1.2
Paradigma
Tauhid
Tauhid
merupakan wacana teologis yang mendasari segala aktivitas manusia, termasuk
dalam berbisnis. Tauhid menyadarkan manusia sebagai makhluk ilahiyah atau
makhluk yang bertuhan. Dengan demikian, dalam berbisnis manusia tidak lepas
dari pengawasan tuhan dan dalam rangka melaksanakan titah tuhan(Sri Nawatmi, 2010)
Karena
tauhid merupakan faktor utama yang harus dimiliki oleh pelaku bisnis. Tauhid
dalam hal ini adalah melibatkan adanya tuhan dalam berbisnis sehingga apa yang
dilakukan untuk berbisnis adalah berorientasi pada allah dan kehidupan yang
diharapkan allah(Puji Astutik, 2016)
Al Quran surat Al Mulk :15
Artinya: “Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka
berjalanlah disegala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rizki-Nya...”.
Al Quran surat Al Mulk ayat
15
1.3
Paradigma
Ibadah
Bisnis
tidak boleh menggangu kegiatan ibadah kepada Allah. Firman Allah,“Orang yang
tidak dilalaikan oleh bisnis lantaran mengingat Allah, dan dari mendirikan
shalat dan membayar zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang hari itu, hati dan
penglihatan menjadi goncang”(Sri Nawatmi, 2010)
Al-qur’an
surah An Nur : 37
Yang artinya
: laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh
jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari)
membayarkan zakat. mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan
penglihatan menjadi goncang.
Al-Qur’an
surah An-Nur ayat 37
1.4
Paradigma
Akhlak
Akhlak merupakan
sikap dan prilaku yang harus dimiliki oleh setiap muslim, baik dalam
hubungannya kepada Allah maupun dengan makhluk-makhluknya. Dengan akhlak yang
mulia, manusia akan bahagia dalam hidupnya, baik didunia apalagi di
akhirat.Karena dengan akhlak yang mulia begitu penting bagi umat manusia dalam
melakukan bisnis yang beretika untuk memperbaiki akhlak manusia(selamat pohan, 2016)
Al-Qur’an An
Nisa' : 29
Yang artinya
:Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan
suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya
Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. Larangan membunuh diri sendiri mencakup
juga larangan membunuh orang lain, sebab membunuh orang lain berarti membunuh
diri sendiri, karena umat merupakan suatu kesatuan.
2. KONSEP ETIKA BISNIS DALAM
PANDANGAN ISLAM
2.1 Implementasi etika dalam konsep
Akhlak menurut paradigma Islam
Yang dimaksud dengan Etika menurut Al Ghazali adalah keadaan batin yang menjadi
sumber lahirnya suatu perbuatan dimana perbuatan itu lahir secara spontan,
mudah, tanpa menghitung untung rugi. Orang yang berakhlak baik, ketika
menjumpai orang lain yang perlu ditolong maka ia secara spontan menolongnya tanpa sempat memikirkan
risiko.Adapunbeberapa gagasan imam AlGhazâlî tentang etika yang harus
disertakan dalam aktivitas bisnis adalah Al-Dunya‟
Mazrâtul Akhir.Salah satu gagasan Al-Ghazâlî yang paling penting mengenai urusan
ekonomi dan bisnis ialah bahwasannya segala kerja keras yang dilakukan di dunia
ini bukan hanya untuk kehidupan sesaat,
namun lebih dari itu, yaitu kehidupan hakiki di akhirat kelak. Kegiatan ekonomi seorang muslim meliputi waktu yang
lebih luas, dunya dan akhirat (Dr.H.Didiek ahmad supadie;M.M,
2012)
Bisnis tidak terpisah dari etika dikarenakan dalam melakukan
bisnis harus mempunyai prilaku-prilaku yang baik dalam melakukan kegiatan
bisnis. Prilaku yang baik menentukan keberhasilan seorang pembisnis.
2.2 Implementasi Tanggung jawab dalam konsep
Tauhid menurut paradigma Islam
Yang dimaksud dengan Tanggung jawab menurut kamus umum
bahasa indonesia adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga
bertanggung jawab menurut kamus umum bahasa indonesia adalah berkewajiban
menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya atau memberikan jawab
dan menanggung akibatnya. Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah
laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai wujudan kesadaran akan
kewajibannya. Manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang bertanggung
jawab.Disebut demikian karena manusia, selain merupakan makhluk individual dan
makhluk sosial, juga merupakan makhluk ‘I’uhan. Manusia memiliki tuntutan yang
besar untuk bertanggung jawab mengingat ia mementaskan sejumlah peranan dalam
konteks sosial, individual ataupun teologis (Herujulianto89, 2015)
Menurut islam tanggung jawab dalam pelaku bisnis, mempunyai
tanggung jawab moral keapada Allah atas prilaku bisnis. Harta sebagai komoditi
bisnis dalam Islam adalah amanah Allah yang dipertanggung jawabkan dihadapan
Allah (Sri nawatmi, 2010)
2.3 Implementasi keadilan dalam konsep
Ibadah menurut paradigma Islam
Yang dimaksud dengan Keadilan merupakan suatu hal yang
abstrak, bagaimana mewujudkan suatu keadilan jika tidak mengetahui apa arti
keadilan. Untuk itu perlu dirumuskan definisi yang paling tidak mendekati dan
dapat memberi gambaran apa arti keadilan. Definisi mengenai keadilan sangat
beragam, dapat ditunjukkan dari berbagai pendapat yang dikemukakan oleh para
pakar di bidang hukum yang memberikan definisi berbeda-beda mengenai keadilan. Keadilan
menurut Aristoteles (filsuf yang termasyur) dalam tulisannya Retorica
membedakan keadilan dalam dua macam :
- Keadilan distributif atau justitia distributiva; Keadilan distributif adalah suatu keadilan yang memberikan kepada setiap orang didasarkan atas jasa-jasanya atau pembagian menurut haknya masing-masing. Keadilan distributif berperan dalam hubungan antara masyarakat dengan perorangan.
- Keadilan kumulatif atau justitia cummulativa; Keadilan kumulatif adalah suatu keadilan yang diterima oleh masing-masing anggota tanpa mempedulikan jasa masing-masing. Keadilan ini didasarkan pada transaksi (sunallagamata) baik yang sukarela atau tidak. Keadilan ini terjadi pada lapangan hukum perdata, misalnya dalam perjanjian tukar-menukar (Dr.(Candt.) Jamaluddin Mahasari, 2012)
Menurut Islam keadilan berarti bahwa
prilaku bisnis harus seimbang dan adil. Keseimbangan berarti tidak berlebihan dalam
mengejar keuntungan dalam melakukan bisnis (Sri nawatmi, 2010)
Kesimpulan
Bahwa
Islam tak bisa dipungkiri lagi karena Islam adalah ajaran yang lengkap dan
universal. Aturannya jelas tak ada satupun sisi kehidupan manusia yang tidak
diatur dalam Islam, termasuk dalam dunia bisnis. Para pelaku bisnis maupun
masyarakat dalam melaksanakan bisnis harus melakukan keadilan dan kejujuran
serta untuk menghilangkan kedzhaliman terhadap sesama manusia. Dengan
melalui ilmu, maka kita dapat merenungkan dan membayangkan bahwa kita ditantang
untuk terjun ke arena baru, yaitu pasar bebas dunia (globalisasi) dimasa mendatang,
dengan melakukan bisnis yang Islami dan memiliki nilai-nilai etika bisnis yang
Islami yang sudah diterapkan dalam al-Qur,an.
Dengan
adanya ilmu kita dapat mengetahui bagaimana melakukan etika bisnis Islami yang
benar untuk membangun tatanan bisnis yang Islami yaitu diperlukan suatu cara
pandang baru dalam melakukan kajian-kajian keilmuan tentang bisnis.
Pengembangan etika bisnis Islam dengan nilai-nilai al-Qur’an agar dapat mengatasi
perubahan dan pergeseran zaman yang semakin cepat. Keilmuan tentang bisnis
Islami harus dikembang kan untuk menjadi norma-norma dan nilai-nilai agama
dalam keilmuan.
Dalam konsep
paradigma implementasi etika bisnis adalah tauhid sebagai tanggung jawab.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan
tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak
disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai wujudan kesadaran akan
kewajibannya. Manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang bertanggung jawab, karena
manusia, selain merupakan makhluk individual dan makhluk sosial, juga
merupakan makhluk Allah. Akhlak sebagai etika, etika merupakan keadaan batin
yang menjadi sumber lahirnya suatu perbuatan dimana perbuatan itu lahir secara
spontan, mudah, tanpa menghitung untung rugi. Orang yang berakhlak baik, ketika
menjumpai orang lain yang perlu ditolong maka ia secara spontan menolongnya tanpa sempat memikirkan
risiko. Ibadah sebagai keadilan merupakan suatu keadilan yang memberikan kepada
setiap orang didasarkan atas jasa-jasanya atau pembagian menurut haknya masing-masing.
Keadilan berperan dalam hubungan antara masyarakat dengan perorangan.
Etika dalam
islam adalah akhlak seorang muslim dalam melakukan semua kegiatan termasuk
dalam bidang bisnis. Oleh karena itu, jika ingin selamat dunia dan akhirat,
kita harus memakai etika dalam keseluruhan aktivitas bisnis kita. Dalam Islam,
istilah yang paling dekat berhubungan dengan istilah etika dalam al-Qur’an adalah khuluq, al-Qur’an juga menggunakan
sejumlah istilah untuk menggambarkan konsep tentang kebaikan : khair
(kebaikan), birr (kebenaran), qist (persamaan), ‘adl (kesetaraann dan
keadilan), haqq (kebenaran dan kebaikan), ma’ruf (mengetahui dan menyetujui)
dan takwa (ketakwaan).
Daftar Pustaka
Agung Budi Sulistiyo. (2016). MEMAHAMI KONSEP KEMANUNGGALAN
DALAM AKUNTANSI:. Akuntansi Universitas Jember , 3.
astutik, P.
(2016). Etika Bisnis Islam Telaah Surat Al Araf ayat 56. Peneliti Muda ,
7.
Birrul Walidain.
(2015). sumber-sumber ilmu dalam perspektif Islam. Gerakan Pengendara
Berdzikir , 5.
Puji Astutik.
(2016). Nano Community Development sebagai Program CSR Berbasis Etika Bisnis
Islam Telaah Surat Al Araf ayat 56 (Studi Kasus Pandhawa Institute, Malang). Peneliti
Muda , 12.
selamat pohan.
(2016). Penembangan kepribadian syariah. Medan: Kencana.
Sri Nawatmi.
(2010). ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF ISLAM. Fokus Ekonomi (FE) ,
Vol. 9, No.1, 5.
Sri Nawatmi.
(2010). ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF ISLAM. Fokus Ekonomi (FE) , Vol.
9, No.1, 7.
Dr.(Candt.) Jamaluddin
Mahasari, S. (2012, April 22). Dr.(Candt.) Jamaluddin Mahasari, S.ST,M.H.
Retrieved mei 10, 2016, from Pengertian “Keadilan” (diambil dari pendapat para
ahli):
https://jamaluddinmahasari.wordpress.com/2012/04/22/pengertian-keadilan-diambil-dari-pendapat-para-ahli/
Dr.H.Didiek ahmad
supadie;M.M. (2012). Pengantar studi Islam. Jakarta: Rajawali pers.
Herujulianto89, s. B. (2015,
November 18). Herujulianto89,s Blog. Retrieved mei 10, 2016, from
Pengaruh kelas sosial dan status terhadap prilaku konsumen:
https://herujulianto89.wordpress.com/
Comments
Post a Comment