Rodi Syafrizal
Mahasiswa Program
Studi Bisnis & Manajemen Syariah
Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara
Email:
rodisyafrizal@gmail.com
- PARADIGMA ISLAM DALAM PENGEMBANGAN ILMU
1.1 Peran Penting Paradigma Islam Dalam
Pengembangan Ilmu
Paradigma
adalah sistem keyakinan dasar atau cara memandang dunia yang membimbing
peneliti tidak hanya dalam memilih metode tetapi juga cara-cara fundamental
yang bersifat ontologis dan epistomologis
(Denzin&Lincoln, 1994).
Nurchalis
Madjad menjelaskan hubungan antara ilmu dan iman dalam islam. Menurutnya ilmu
adalah hasil pelaksanaan perintah tuhan untuk memperhatikan dan memahami alam
raya ciptaan_Nya. Argument ini juga dijelaskan oleh Ibnu Rasyid seorang
filosofi muslim, antara iman dan ilmu tidak terpisahkan karena iman tidak saja
mendorong bahkan menghasilkan ilmu, tetapi juga membimbing ilmu dalam bentuk
pertimbangan moral dan etis dalam pandangannya (Atang Abd Hakim; Jaih Mubarok)
Dikalangan umat Islam, paling kurang ada
tiga sikap yang menjadi latarbelakang ilmu pengetahuan, antara lain: pertama sikap yang di dasarkan pada
asumsi bahwa ilmu pengetahuan yang berasal dari Barat sebagai ilmu pengetahuan
yang sekuler, kedua sikap yang di
dasarkan pada asumsi bahwa ilmu pengetahuan yang berasal dari Barat bersifat
netral, dan ketiga sikap yang di
dasarkan pada asumsi bahwa ilmu pengetahuan yang berasal dari Barat sebagai
ilmu yang bersifat sekuler dan materialisme (Abuddin
Natta, 2013).
Islam
merupakan agama yang memberi perhatian penuh terhadap ilmu pengetahuan. Gerakan
islamisasi ilmu pengetahuan berangkat dari keprihatinan terhadap pemikiran
Islam yang ada dalam tubuh umat Islam. Islamisasi pengetahuan ini merupakan
kegiatan yang mengungkapkan, mengumpulkan, menghubungkan dan memperluaskan
menurut pandangan islam terhadap tauhid, ilmu, akhlak, ibadah dan mardhatillah (Ismail Yusanto, 2002).
Islam sebagai
agama rahmatan lil’alamin memiliki al-Qur’an sebagai pedoman hidup yang memberi
jalan lurus, al-Qur’an adalah sumber ilmu pengetahuan. Dalam realitas keilmuwan
hidup terdapat tiga macam kebenaran yaitu kebenaran itiqadi (imani), kebenaran syari, dan kebenran waqi’i. Pertama
kebanaran itiqadi merupakan keyakina
seorang muslim yang secara pasti, bersifat mutlak dan bersumbu dari
al-Qur’an, kedua kebenaran syar’I
merupakan kebenaran yang ditetapkan berdasarkan keputusan syariat, dan ketiga kebenaran waqi’I muncul dari
ketetapan memformulasikan atas fakta-fakta yang ada. Kebenaran ini didapatkan dari pengamatan yang
memilki standar kebenaran dimata masyarakat (Ismail
Yusanto, 2002).
Metode
pengembangan ilmu dalam Islam terus menggali dan menambah ilmu yang dimiliki,
dan membangun konsep yang bisa bermanfaat bagi orang lain. Ilmu yang kita
miliki tidak bisa di lepaskan dari sumber-sumber pengembangan ilmu pengetahuan
dan yang terpenting harus sesuai dengan
prinsip-prinsip Islam.
1.2
Paradigma
Tauhid
Tauhid
berasal dari kata ÙˆØد – يوØد – توØيدا ,
yaitu mengesakan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan meyakini keesaan-Nya
tanpa menyekutukan-Nya dalam rububiyah-Nya, nama-nama dan sifat-Nya, dan
uluhiyah serta dalam ibadah kepada-Nya. Allah subhanahu wa ta’ala Maha
Esa walaupun manusia tidak mengesakan-Nya ( Ummu
Sa'id , 2013).
Artinya: Padahal
mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang
berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.
( Al- Qur’an, At-Taubah 9:31)
Artinya: “ Allah, tidak ada Tuhan (yang
berhak disembah) melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus
(makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di
langit dan di bumi. tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa
izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang
mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang
dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. dan Allah tidak merasa
berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha besar”
(
al-Qur’an surat al-Baqarah, 2 : 255).
Artinya:“ tahukah kamu (orang) yang
mendustakan agama?. Itulah orang yang
menghardik anak yatim,, dan tidak menganjurkan memberi Makan orang miskin..
Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai
dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya, dan enggan (menolong dengan)
barang berguna”
(al-Qur’an surat al-Ma’un, 107 : 1-7).
Artinya:“dan (ingatlah) ketika Luqman
berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai
anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan
(Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”. Dan Kami perintahkan kepada
manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah
mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam
dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya
kepada-Kulah kembalimu”
(al-Qur’an surat Luqman, 31 : 13-14).
Artinya: “Padahal
mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta`atan
kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus”
( Al- Qur’an, Al-Bayyinah 98:5).
1.3
Paradigma
Ilmu
Ilmu menurut
istilah ekuivalen dengan science, dalam bahasa Inggris dan Prancis wissenchaft
(Jerman), dan wetenschap (Belanda). Yang artinya “tahu” dalam bahasa Arab
‘alima’ yang artnya “tahu”. Anshari (1985) mengemukakan definisi ilmu dari para
ahli seperti Karl Pearson menyatakan bahwa “ ilmu pengetahuan ialah lukisan
keterangan yang lengkap dan konsisten tentang fakta pengalaman dengan isltilah
yang sederhana/sedikit mungkin. Menurut Baiquhi Science adalah “general
concensus dari masyarakat yang terdiri atas para scientist” (Didiek Ahmad Supadie, 2012).
Karakteristik
ajaran islam dalam bidang ilmu bersikap terbuka, akomodatif, tetapi juga
selektif. Dari satu segi Islam terbuka dan akomodatif untuk menerima berbagai
masukan dari luar, tetapi kebersamaan dengan itu Islam juga selektif, yakni
tidak begitu saja menerima seluruh jenis ilmu, melainkan ilmu yang sejalan
dengan Islam (Abuddin Natta, 2013).
Dengan ilmu
seseorang dapat mengetahui mana yang benar dan salah, baik dan buruk. Ilmu
tidak hanya bersumber dari buku-buku pelajaran, tetapi juga terdapat di Koran,
majalah, media social, radio, tv dan terutama pada al-Qur’an. Ilmu juga bias diambil dari pengalaman,
pengalaman merupakan ilmu yang sangat berharga, karena dengan pengalaman
seseorang dapat memperbaiki kesalahan yang lalu dan menciptakan hal yang
baru/lebih baik lagi. Semakin banyaknya ilmu yang dimiliki maka semakin banyak
pula pengetahuan yang dimiliki seseorang. Adapun ilmu yang dicari tidak hanya
untuk duniawi saja tetapi juga untuk akhirat, agar keduanya seimbang maka
seseorang muslim harus sadar bahwa segala sesuati yang di lakukan selalu
diketahui oleh sang Pencipta.
Dizaman
sekarang ini, telah mudah untuk mendapatkan ilmu akhirat, seperti buku-buku
islam, ceramah-ceramah Islam yang ada di TV ataupun Masjid, artikel-artikel
tentanga agama, terutama ilmu akhirat dapat di pelajari di dalam al-Qur’an.
Allah berfirman
Artinya:“Sekiranya bukan karena karunia
Allah dan rahmat-Nya kepadamu, tentulah segolongan dari mereka berkeinginan
keras untuk menyesatkanmu. tetapi mereka tidak menyesatkan melainkan dirinya
sendiri, dan mereka tidak dapat membahayakanmu sedikitpun kepadamu. dan (juga
karena) Allah telah menurunkan kitab dan Hikmah kepadamu, dan telah mengajarkan
kepadamu apa yang belum kamu ketahui. dan adalah karunia Allah sangat besar
atasmu.”
(al-Qur’an surat an-Nisa’, 4 : 113).
1.4
Paradigma
Akhlak
Menurut Imam
al-Ghazali akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulakn
perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan. Menurut Ibrahim Anis akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa
yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan, baik atau buruk, tanpa
membutuhkan pemikiran dan pertimbangan. Sedang menurut Abdul Karim Zaidan
akhlak adalah nilai-nilai dan sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengan
sorotan dan timbangannya seseorang dapat menilai perbuatnya baik atau buruk,
untuk kemudian memilih melakukan atau meninggalkannya (Sudarsono Shobron; Abdullah Aly;Abdullah Mahmud; Darojst Aryanto,
2005).
Artinya:“Katakanlah: "Jika kamu
(benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mengasihi dan
mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”
(al-Qur’an
surat ai-Imran , 3 :31).
Artinya:“dan janganlah kamu memalingkan
mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi
dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi
membanggakan diri. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah
suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai”
(al-Qur’an surat Luqman,3:18-19).
Dalam ayat
tersebut jelas telah diterangkan oleh Allah Subhanllahu wata’ala bahwasannya
jauhilah sifat sombong dan membanggakan diri sendiri. Tetapi Allah menganjurkan
agar setiap manusia untuk memiliki sifat yang sederhana dalam bertindak dan
sopan tidak menyombongkan diri atas harta yang dimilkinya.
1.5 Paradigma Ibadah
Secara harfiah
ibadah berarti bakti manusia kepada Allah Subhanallahu wata’ala, karena di
dorong dan di bangkitkan oleh akidah tauhid. Ibadah terbagi atas ibadah khusus
dan ibadah umum. Ibadah umum ialah segala amalan yang di izinkan Allah, dan
ibadah khusus adalah apa yang telah di etatpkan Allah akan
perinci-perincian_Nya, tingkatt dan cara-caranya.
Artinya:“dan hamba-hamba Tuhan yang Maha
Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati
dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata
(yang mengandung) keselamatan”
(al-Qur’an surat al-Furqan, 25 : 63).
Kerendahan
jiwa, rendah hati, menyandarkan diri kepada amal saleh dan keamanan sebagai pengamalan dari
ibadah (Abuddin Natta, 2013). Ibadah tidak hanya mengerjakan
shalat, puasa, zakat, sedekah ataupun berinfak. Banyak hal yang dapat dikatak
ibadah misalnya menyejahterahkan orang lain/masyarakat, membantu mereka dari
kesusahan, tersenyum juga termasuk dalam ibadah dan bekerja.
Artinya:“Sembahlah Allah dan janganlah kamu
mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang
ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang
dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, Ibnu sabil dan hamba sahayamu.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membangga-banggakan diri”
(al-Qur’an
surat an_nisa’, 4 : 36)
1.6
Paradigma
Mardhatillah
Tujuan hidup
seorang muslim adalah mencapai keridhaan Allah. Oleh karena itu, seorang mukmin
meyakini sepenuh hati bahwa al-Qur’an kalam ilahi, dan tidak ada keragu-raguan
didalamnya, sebab segala kandungannya hanya berisikan kebenaran.
Artinya:“Hai jiwa yang tenang. Kembalilah
kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam
jama'ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam syurga-Ku”.
(al-Qur’an
surat al-Fajr , 89 : 27-30)
Terdapat lima
aspek dalam tujuan hidup mardhatillah antara lain pertama mardhatillah secara individual, kedua madhatillah dalam keluarga, ketiga mardhatillah dalam bernegara, keempat mardhatillah dalam
umat manusia, dan kelima mardhatillah
dalam alam semesta (Nurdin Marjuni,
2009).
Pertama mardhatillah secara individual dapat dilihat
daro beberapa sisi, diantaranya: keyakinan (aqidah), amal shaleh, akhlak mulia,
ilmu yang mendalam dan luas dan kesehatan. Kedua
mardhatillah dalam keluarga yaitu terwujudnya iklim rumah tangga yang
bahagia atau harmonis yang dibangun atas kasih saying, sesuai dengan firman
Allah Subhanllahu wata’ala
Artinya:“Dan di antara tanda-tanda
kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri,
supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya
diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”.
(al-Qur’an surat ar-Rumm, 30 :
21)
Ketiga mardhatillah dalam bernegara,
Negara yang besar ditentuakn oleh kuantitas dan kwalitasnya, dilengkapi lagi
dengan hokum yang adil, dan penduduknya berakhlak mulia dan berbudi luhur.
Al-Qur’an telah memberikan perumpamaan terhadap suatu negeri yang aman dan
penuh dengan ketentraman, namun rakyatnya tidak dapat mensyukuri kenikmatan
yang diberikan Allah tidak segan-segan memberikan ganjaran dan hukuman berupa
kelaparan dan ketakutan,
Artinya:“dan Allah telah membuat suatu
perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya
datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya
mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka
pakaian[841] kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka
perbuat”.
(al-Qur’an
surat an-Nahl, 16 : 112)
Keempat mardahtillah dalam umat manusia,
yang dimaksud dengan disini adalah segenap komunitas masyarkat seperti suku, ras, kelomppok,
organisasi dan komunitas-komunitas lainnya. Kelima
mardhatillah dalam alam semesta untuk mencapai mardhatillah dalam alam
dunia ini, hendaknya para penghuninya beriman dan bertaqwa kepada Allah
Subhanllahu wata’ala, agar Allah memberikan keberkatan hidup di dalamnya sesuai
dengan yang dijanjikan.
Artinya:“Jikalau Sekiranya penduduk
negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada
mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami)
itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya”
(al-Qur’an
surat al-A’raf, 7 : 96)
1.7
Paradigma
Waktu
Waktu
atau Masa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997) adalah
seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan, atau keadaan berada atau
berlangsung. Dalam hal ini, skala waktu merupakan interval antara dua buah
keadaan/kejadian, atau bisa merupakan lama berlangsungnya suatu kejadian.
Jenis-jenis pengukur waktu atau jam (Wikipedia: 2016).
Artinya: Dia berkata, "Itulah (perjanjian) antara aku dan kamu Mana
saja dan kedua waktu yang ditentukan itu aku sempurnakan, maka tidak ada
tuntutan tambahan atas diriku (lagi)Dan Allah adalah saksi atas yang kita
ucapkan"
(Al-Qur’an,Al-Qashash
[28]28).
Artinya: ”Dia
(Allah) menjadikan malam dan siang silih berganti untuk memberi waktu
(kesempatan) kepada orang yang ingin mengingat (mengambil pelajaran) atau orang
yang ingin bersyukur”
(Al-Qur’an, Al-Furqan [25]: 62)
- KONSEP PENGELOLAAN ANGGARAN MENURUT PARADIGMA ISLAM
Penganggaran ( Budgeting ) menunjukan suatu proses
sejak tahap persiapan yang diperlukan sebelum dimulainya penyusunan rencana,
penyusunan rencananya sendiri, implementasi dari rencana tersebut, sampai pada
akhirnya tahap pengawasan itu, hasil dari kegiatan penganggaran (budgeting)
adalah anggaran (anggaran) (Wahyono, 2012).
Anggaran
adalah suatu rencana keuangan periodic yang disusun berdasrkan program yang
telah disah kan. Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara
sistematis yang meliputi seluruh kegiatan yang ada dalam perusahaan yang
dinyatakan dalam kesatuan unit moneter dan berlaku untuk jangka waktu tertentu
untuk masa yang akan datang (Julita, 2011).
Budget adalah
rencana yang sudah digambarkan dalam angka-angka, standar merupakan rencana
yang akan dicapai dalam situasi dimana perusahaan berjalan secara efektif,
efesien, dan perhitungan biasanya menggunakan metode ilmiah (Harahap, 2001).
Anggaran
perusahaan merupakan rencana tentang kegiatan perusahaan, dimana rencana
tersebut mencakup berbagai kegiatan operasional yang saling berkaitan dan
saling mempengaruhi satu dengan yang lain (Kana,
1990).
a.)Lembaga keungan harus dapat
memelihara dan mengembangkan kepercyaan timbale balik b.)Pos Peranggaranyang
diberikan Merupakan pos aktiva terbesar dalam neraca.c.)Anggran memberikan
kontribusi penghasilan.d.)Resiko yang dikandung dalam penyaluran anggaran cukup
besar. (Veithzal Rivai,Andria Permata, 2008).
Anggaran adalah bagian dari integral
dalam menjalankan bisnis apapun, dengan tujuan agar bisni berjalan lancer
efisien dan efektif (Warni, 2015).
Sesungguhnya orang yang paling
baik untuk kita ambil sebagai pekerja adalah orang yang memiliki kemampuan dan
terpercaya” (Al-Qur’an Surah.Al-Qasas:26).
Dan orang-orang yang apabila
membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan
adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian”(Al-Qur’an.Surah
Al-Furqan :27).
Artinya:“dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di
antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan)
harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta
benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, Padahal kamu mengetahui.”
(Al-Qur’an
surah Al-Baqarah, 2: 188).
2.1
Implementasi
Tauhid Dalam Pengelolaan Anggaran Dalam Persfektif Islam
Prinsip Tauhid (Unity/Ilahiyah/Ketuhanan)[1][15] adalah prinsip umum dalam Islam, sehingga hukum ekonomi Islampun menganut
prinsip tersebut. Prinsip ini menegaskan bahwa semua manusia ada di bawah satu ketetapan yang sama, yaitu ketetapan tauhid yang
dinyatakan dalam kalimat La’ilaha Illa
Allah (Tidak ada tuhan selain Allah). Prinsip ini ditarik dari firman Allah
QS. Ali Imran ayat 64.
Berdasarkan atas prinsip tauhid tersebut,
maka pelaksanaan hukum ekonomi Islam
merupakan ibadah. Dengan demikian,
bagi seorang muslim yang bekerja menyusun anggaran, maka tidak lain karena
sedang beribadah dan memenuhi perintah atau ketetapan Allah, sehingga anggaran
yang disusun akan transparan, akuntabel, disiplin dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Ketauhidan
yang terimplementasikan dalam suatu pekerjaan dalam suatau tanggung jawab
adalah ketauhidan yang mepertaukan segegal kegiatan atau tindakan yang
dilakukan dalam kehidupan manusia dengan kekuasaan Allah ( trendensi kehidupan
) atau mentranformasikan ketauhidan atau keimanan kepada Allah dalam segala
aspek kehidupan. Jadi kata kuncinya ada pada dua hal ; 1). Tranformasi
ketauhidan . 2). Transendensi kehidupan .
Pertama
transformasi ketauhidan adalah mewujudkan ketauhidan kepada Allah dalam bentuk
amal nyata dalam kehidupan sehari-hari, transendensi kehidupan adalah upaya
mengaitkan semua dinamika kehidupan ini dengan Allah ( Tohirin El-Asry, 2015).
2.2
Implementasi
Ilmu Dalam Pengelolaan Anggaran Dalam Perspektif Islam
implamentasi Ilmu
dalam pengelolahan anggaran dalam
perfektif islam yang dikembangkan agar dapat bermanfaat dalam memenuhi keperluan
yang sesuai dengan konteks islam dalam mengelolah anggaran dalam konsep islam.
Pearson menyatakan bahwa “ ilmu pengetahuan ialah lukisan keterangan yang
lengkap dan konsisten tentang fakta pengalaman dengan isltilah yang
sederhana/sedikit mungkin. Menurut Baiquhi Science adalah “general concensus
dari masyarakat yang terdiri atas para scientist” (Didiek Ahmad Supadie, 2012). Dalam pengolalaan anggaran saat diperlukan ilmu
pengetahuan sebagai dasar pengelolaan anggraan dan merupakan alat evaluasi
dalam mengelolah angggran tersebut.Implementasi ilmu dalam pengelolaan anggran
sangat berpengaruh penting dalam pelaksanaan penganggaran sebagai pedoman dalam
mengelolah angggaran yang berpengaruh terhadap hasil pengelolaan anggaran yang
akan dilakukan.
Karakteristik
ajaran islam dalam bidang ilmu bersikap terbuka, akomodatif, tetapi juga
selektif. Dari satu segi Islam terbuka dan akomodatif untuk menerima berbagai
masukan dari luar, tetapi kebersamaan dengan itu Islam juga selektif, yakni
tidak begitu saja menerima seluruh jenis ilmu, melainkan ilmu yang sejalan
dengan Islam (Abuddin Natta, 2013).
Dengan ilmu
seseorang dapat mengetahui mana yang benar dan salah, baik dan buruk. Ilmu
tidak hanya bersumber dari buku-buku pelajaran, tetapi juga terdapat di Koran,
majalah, media social, radio, tv dan terutama pada al-Qur’an. Ilmu juga bias diambil dari pengalaman,
pengalaman merupakan ilmu yang sangat berharga, karena dengan pengalaman
seseorang dapat memperbaiki kesalahan yang lalu dan menciptakan hal yang baru/lebih
baik lagi. Semakin banyaknya ilmu yang dimiliki maka semakin banyak pula
pengetahuan yang dimiliki seseorang. Adapun ilmu yang dicari tidak hanya untuk
duniawi saja tetapi juga untuk akhirat, agar keduanya seimbang maka seseorang
muslim harus sadar bahwa segala sesuati yang di lakukan selalu diketahui oleh
sang Pencipta.
Dizaman
sekarang ini, telah mudah untuk mendapatkan ilmu akhirat, seperti buku-buku
islam, ceramah-ceramah Islam yang ada di TV ataupun Masjid, artikel-artikel
tentanga agama, terutama ilmu akhirat dapat di pelajari di dalam al-Qur’an.
Allah berfirman
Arinya: “Sekiranya bukan karena karunia
Allah dan rahmat-Nya kepadamu, tentulah segolongan dari mereka berkeinginan
keras untuk menyesatkanmu. tetapi mereka tidak menyesatkan melainkan dirinya
sendiri, dan mereka tidak dapat membahayakanmu sedikitpun kepadamu. dan (juga
karena) Allah telah menurunkan kitab dan Hikmah kepadamu, dan telah mengajarkan
kepadamu apa yang belum kamu ketahui. dan adalah karunia Allah sangat besar
atasmu.”
(al-Qur’an surat an-Nisa’, 4 : 113).
Artinya:“ Dan janganlah kamu menguikuti apa yang kamu
tidak mempunyai pengetahuan tentangnya, sesungguhnya pendengaran penglihatan
dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabanya “
( Al- Qur’an Surah, Al-Isra 17:
36).
Dapat disimpulkan bahwa ilmu sangat berperan
penting dalam pengelolaan anggaran yang hasil dari pengelolaan anggaran
tersebut sangat dipengaruhi pula oleh kompetensi keilmuan orang yang
mengelelolaah angggaran yang harus bisa dipertanggung jawabkan.
2.3
Implementasi Mardhatillah Dalam Pengelolaan Anggaran Dalam Perspektif
Islam
Implementasi mardhatillah dalam pengelolaan angggaran dalam persfektif islam dalah prinsip yang menuntut komitmen mutlak terhadap upaya peningkatan kesejahteraan sesama
manusia dan mencari serta mendapatkan
ridho Allah, sehingga penyusunan anggaran harus dipertanggungjawabkan
kebenarannya pertanggungjawaban tersebut ditegaskan dalam Al-Qur’an.
Artinya:“ Dan
janganlah kamu menguikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya,
sesungguhnya pendengaran penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta
pertanggung jawabanya “
( Al- Qur’an Surah, Al-Isra 17: 36).
Artinya:”sesungguhnya orang yang benar-benar percaya kepada ayat-ayat kami
adalah mereka yang apabila diperingatkan dengan ayat-ayat itu merekasegera
bersujud seraya bertasbih memuja rabbnya, dan lagi pula mereka tidaklah
siombong”
(Al-Qur’an surah
,Al-Ahzab 33:15).
Dalam
melakukan suatu pekerjaan tak terlepas sebagai tanggung jawab yang sepenuh ya
telah diridhai Allah kepada ya yang kemuadian pula harus dipertanggung
jawabkan.
2.4 Implementasi Ibadah Dalam Pengelolaan Anggaran Dalam
Perspektif Islam
Implementasi
Ibadah dalam pengelolaan anggaran adalah
prinsip yang memposisikan anggaran sebagai pedoman kerja, sehingga bagi yang
melakukan penyimpangan (kemungkaran) dapat diberi sanksi, dan yang berprestasi
diberi reward. Prinsip amar makruf nahi munkar tersebut ditegaskan dalam Al-
Qur’an.
Artinya: “ Dan hendaklah ada diantara
kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepadan yang
ma’ruf dan mencegah kepada yang mungkar
, merekalah orang-orang beruntung”.
(Al-Qur’an surah, Al-Imran 3 : 104).
Artinya:’‘mereka beriman kepada Allah dan hari
penghabisan , mereka menyuruh kepda yang ma’ruf dan mencegah pada yang mungkar
dan segera kepeda (mengerjakan ) berbagi kebjikan; mereka itu termasuk
orang-orang yang saleh”
( Al-Qur’an surah, Al- Imran 3 : 114).
Allah tidak lain hanya menciptkan manusia tak
lain hanya untuk bribah kepadanya oleh karena itu semua pekerjaan yang
dilakukan dalam pengelolaan anggaran tak terlepas dari kewajiaban manusia untuk
menjalan ibadah.
2.5 Implementasi Waktu Dalam
Pengelolaan Anggaran Dalam Perspektif Islam
Implementasi waktu dalam pengelolaan
anggran dalam perfektif islam adalah dalam hal ini, skala waktu merupakan
interval suatu kejadian atau pun suatu hasil dari proses yang dalam pengelolaan
anggaran yang harus disesuaikan dan diraelisasikan sesuai waktu penganggaran
yang telah ditetapkan sebelumnya.
Artinya: Dia berkata, "Itulah (perjanjian) antara aku dan kamu Mana
saja dan kedua waktu yang ditentukan itu aku sempurnakan, maka tidak ada
tuntutan tambahan atas diriku (lagi)Dan Allah adalah saksi atas yang kita
ucapkan"
(Al-Qur’an,Al-Qashash [28]28).
Artinya: ”Dia
(Allah) menjadikan malam dan siang silih berganti untuk memberi waktu
(kesempatan) kepada orang yang ingin mengingat (mengambil pelajaran) atau orang
yang ingin bersyukur”.
(Al-Qur’an surah, Al-Furqan [25]: 62).
Dalam
pengelolaan anggaran harus sesesuai waktu yang sebelumnya telah ditetapkan dan
disetujui agar tidak menimbulkan kerugian dari pihak lain.
2.6 Implementasi Akhlak Dalam
Pengelolaan Anggaran Dalam Perspektif Islam
implementasi
Akhlak dalam pengelolahan agararan dalam perfektif islam haruslah
dilakukan oleh orang yang berakhlak baik agar dapat dipercaya untuk
mencalakannya dengan baik seperti sikap
jujur, amanah, dapat dipercaya agar pengelolaan anggaran dapan berjalan dan
terealisasi sesui yang diharapkan tanpa merugikan pihak tertentu.sesuai dengan
Al-quran :
Artinya:”Ketahuilah,
sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai rampasan perang, maka
sesungguhnya seperlima untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim,
orang-orang miskin dan ibnussabil, jika kamu beriman kepada Allah dan kepada
apa yang kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqaan, yaitu di
hari bertemunya dua pasukan. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”
(Al-Qur’an
surah al- anfal :41)
Artinya:“Katakanlah: "Jika
kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mengasihi dan
mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
(Al-Qur’an surat ai-Imran , 3 :31)
Artinya:“dan janganlah kamu memalingkan
mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi
dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi
membanggakan diri. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah
suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai”
(al-Qur’an surat Luqman , 31
: 18-19)
Dalam ayat
tersebut jelas telah diterangkan oleh Allah Subhanllahu wata’ala bahwasannya
jauhilah sifat sombong dan membanggakan diri sendiri. Tetapi Allah menganjurkan
agar setiap manusia untuk memiliki sifat yang sederhana dalam bertindak dan
sopan tidak menyombongkan diri atas harta yang dimilkinya.
KESIMPULAN
Paradigma adalah sistem keyakinan dasar atau
cara memandang dunia yang membimbing peneliti tidak hanya dalam memilih metode
tetapi juga cara-cara fundamental yang bersifat ontologis dan epistomologis (Denzin&Lincoln, 1994).
Nurchalis
Madjad menjelaskan hubungan antara ilmu dan iman dalam islam. Menurutnya ilmu
adalah hasil pelaksanaan perintah tuhan untuk memperhatikan dan memahami alam
raya ciptaan_Nya. Argument ini juga dijelaskan oleh Ibnu Rasyid seorang
filosofi muslim, antara iman dan ilmu tidak terpisahkan karena iman tidak saja
mendorong bahkan menghasilkan ilmu, tetapi juga membimbing ilmu dalam bentuk
pertimbangan moral dan etis dalam pandangannya (Atang Abd Hakim; Jaih Mubarok)
Anggaran
perusahaan merupakan rencana tentang kegiatan perusahaan, dimana rencana
tersebut mencakup berbagai kegiatan operasional yang saling berkaitan dan
saling mempengaruhi satu dengan yang lain (Kana,
1990).
a.)Lembaga keungan harus dapat
memelihara dan mengembangkan kepercyaan timbale balik b.)Pos Peranggaranyang
diberikan Merupakan pos aktiva terbesar dalam neraca.c.)Anggran memberikan
kontribusi penghasilan.d.)Resiko yang dikandung dalam penyaluran anggaran cukup
besar. (Veithzal Rivai,Andria Permata, 2008).
Anggaran adalah bagian dari integral
dalam menjalankan bisnis apapun, dengan tujuan agar bisnis berjalan lancer
efisien dan efektif (Warni, 2015).
Sesungguhnya orang yang paling
baik untuk kita ambil sebagai pekerja adalah orang yang memiliki kemampuan dan
terpercaya” (Al-Qur’an Surah.Al-Qasas:26).
Dan orang-orang yang apabila
membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan
adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang
demikian”(Al-Qur’an.Surah Al-Furqan :27).
Artinya:“dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di
antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan)
harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta
benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, Padahal kamu mengetahui.”
(Al-Qur’an
surah Al-Baqarah, 2: 188).
Paradigma
islam dalam pengembanganilmu pengelolaan anggaran dalam persfektif islam adalah
model dari teori ilmu pengetahuan atau kerangka berfikir dalam pengelolan
rancana suatu kegiatan yang mencakup
berbagai kegiatan operasional yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi
satu dengan yang lain yang sesuai dengan sudut pandang islam. Yang berhubungan
dengan tauhid, ilmu, ibadah, akhlak, mardhatilah dan waktu dalam proses
pelaksaannya.
DAFTAR PUSTAKA
Tohirin El-Asry. 2015. Tauhid
Dan Implementasinya. kompasiana. [Online] 6 24, 2015. [Cited: 5 27,
2016.] http//m.kompasiana.com.
Ummu Sa'id . 2013. Definisi
Tauhid . Muslimah.or.id. [Online]
https://muslimah.or.id/4512-definisi-tauhid.html, 10 30, 2013. [Cited: 4 2,
2016.] https://muslimah.or.id/4512-definisi-tauhid.html.
Abuddin Natta. 2013. Metodologi
studi Islam. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2013. pp. 405-406.
—. 2013. Metodologi studi
Islam. Jakarta : PT. Raja Grafindo, 2013. p. 85.
—. 2013. Metodologi studi
Islam. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2013. pp. 82-83.
Atang Abd Hakim; Jaih Mubarok2000Metodologi studi IslamBandungPT.
Remaja Rasdakarya200018
Denzin&Lincoln. 1994.
PARADIGMA PENGELOLAAN KEUANGAN DENGAN PENGANGGARAN SEBAGAI BAROMETER BAGI BALAI
DIKLAT KEAGAMAAN DALAM PERENCANAAN. Balai Diklat Keagaman Banjarmasin. [Online]
Balai Diklat Keagaman Banjarmasin, 1994. [Cited: 4 2, 2016.]
http://bdkbanjarmasin.kemenag.go.id/index.php?a=artikel&id=95.
Didiek Ahmad Supadie. 2012. Pengantar
studi Islam. Jakarta : Rajawali Pers, 2012. p. 229.
Harahap, Sofyan Syafri. 2001. Budget
Perancangan Perencanaan Lengkap. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,
2001.
Ismail Yusanto. 2002. Menggagas
bisnis Islami. Jakarta : Gema Insani, 2002.
Julita. 2011. Budgeting,
pedoman , pengkoodinasian dan pengawasan. [ed.] Muhammad Yunus Nasution.
Keempat. medan : Citapustaka Media Perintis, 2011.
Kana, Any Agus. 1990. Anggaran
perusahaan. yogyakarta : Ak Group, 1990.
Nurdin Marjuni. 2009. Sumi syiah
comparatif. Menggapai mardhatillah. [Online] December 28, 2009. [Cited:
May 1, 2016.]
http://dr-kamaluddin-nurdin.blogspot.com/2009/12/menggapai-mardhatillah.html.
Peran Penting Anggaran Peruahaan Untuk Menjalankan Perusahaan. Warni, Sri. 2015. Surabaya : Zahir Blog, 3 rabu, 2015, Zahir Accounting.
Sudarsono Shobron; Abdullah Aly;Abdullah Mahmud; Darojst Aryanto. 2005. Studi Islam I. Surakarta : Lembaga Ilmu-Ilmu
Dasar, 2005. pp. 14-16.
—. 2005. Studi Islam I. Surakarta :
Lembaga Ilmu-Ilmu Dasar, 2005. p. 87.
2016. Tauhid. Wikipedia. [Online]
Wikipedia Ensiklopedia Bebas, 4 senin, 2016. [Cited: 4 senin, 2016.]
https://id.wikipedia.org/wiki/Tauhid.
Veithzal Rivai,Andria Permata. 2008. Islamic Financial Management. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada, 2008. p. 2.
Wahyono, Budi. 2012. Konsep
Dasar Penganggaran Anggaran Pengertian Anggaran. Pendidikan Ekonomi. [Online]
11 2012. [Cited: 4 senin, 2016.] www.Pendidikanekonomi.com.
Comments
Post a Comment